Bulog Sebut Indonesia Tidak Akan Lagi Punya Beras Turun Mutu

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyakini Indonesia tidak akan lagi memiliki beras turun mutu, atau beras yang kualitas menurun lantaran stoknya akan langsung dijual dengan harga murah ketika masa penyimpanan melebihi 4 bulan.

Buwas mengatakan, kebijakan ini juga sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

“Sesuai dengan Permentan 38 bahwasanya usia beras yang sudah 4 bulan bisa dijual di bawah harga pembelian,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Menteri Pertanian, Dirut PT RNI dan PT Pupuk Indonesia di Gedung DPR, Senin (16/1/2023).

Buwas mengatakan beras pengadaan dibanderol Rp 8.300 per kilogram. Namun begitu masa penyimpannya melebihi 4 bulan, beras akan dilepas atau dijual dengan harga dibawah Rp 8.300 hingga di bawah Rp 8.000 per kilogram.

“Sehingga selisihnya bisa diberikan oleh pemerintah,” imbuh Buwas.

Buwas menambahkan pihaknya tidak lagi memiliki stok beras disposal lantaran Bulog memiliki stok beras baru yang diperoleh dari impor.

Selain itu, Bulog juga akan menyerap beras dari hasil panen petani yang diprediksi akan masuk ke musim panen raya pada Maret 2023 mendatang.

“Maret saat panen raya akan menyerap sebanyak mungkin,” pungkas Buwas.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka keran impor beras di tahun ini. Impor beras dilakukan untuk menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog.

Dengan biaya pembelian Rp 4,4 triliun, total ada 500.000 ton beras impor yang didatangkan pemerintah Indonesia. Pada tahap pertama, Indonesia mengimpor beras dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan.

Selanjutnya, pada Januari hingga Februari 2022, pemerintah kembali mengimpor beras sampai 300 ribu ton dari Vietnam dan Thailand.

Bagikan

Leave a Reply